Sarolangun – Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Limau Sarolangun saat ini fokus membangun pemberdayaan masyarakat sekitar Hutan Desa di Marga Ex Bathin Pengambang Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun. Instrumen-instrumen pelaksanaannya adalah pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), yang salah satunya adalah produk Kopi.
Kepala KPHP Limau Hulu VII Sarolangun Misriadi Mengatakan pihaknya sudah mengajak 7 perwakilan dari masing-masing Hutan Desa untuk mengikuti pelatihan tentang pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
“Mereka kami undang dan diajak untuk mengikut pelatihan baik tingkat lokal, Provinsi Jambi maupun luar Provinsi Jambi. Bahkan Baru-baru ini pertengahan oktober kita ada study banding ke lampung,” katanya (01/11/2018)
Ia juga mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan kembali mengadakan program studi banding lagi ke bandung dalam rangka pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu lainnya.
“Kedepannya akan kami adakan juga study banding dan pelatihan berupa kerajinan anyaman rotan, tapi fokus kita nanti adalah pengolahan kopi. sebab ditujuh desa yang berbatasan langsung dengan Hutan Desa itu sudah mulai panen kopi,” Paparnya
Ia berharap dengan dilaksanakan pelatihan tersebut, akan ada peningkatan SDM pada petani kopi yang berada disekitar 7 kawasan Hutan Desa di kecamatan Batang Asai yang mampu mengembangkan hasil panen.
“Kami ingin nantinya kopi yang dijual tidak hanya berupa glondongan mentah saja, tetapi para petani bisa mengolah kopi itu sampai siap seduh yang sesuai dengan kualitas dan standar yang dikehendaki konsumen,” Harapnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan 7 rumah bibit kopi di tujuh desa dan memfasilitasi semua kebutuhan para petani kopi dengan menyediakan bibit, polybag, upah pengisian polybag, pupuk, dan lainnya bahkan sampai kepamasaran.
“Sebentar lagi kami akan membuka Limau Green Cafe, yang intinya akan mengangkat kopi khas Sarolangun terutama kopi Batang Asai. nanti juga ada produk HHBK lainnya seperti minyak Kepayang, minyak nilam dan madu hutan. Untuk bahan bakunya kami beli langsung dari para petani sekitar kawasan hutan desa dengan harga yang pasti menguntungkan para petani,” Katanya.
Ia menjelaskan, hal ini merupakan peluang untuk masyarakat 7 desa tersebut meningkatkan nilai tambah produk HHBK. Melalui koperasi KPHP bisa membeli produk dari masyarakat tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Tidak menutup kemungkinan juga akan pihaknya akan membantu supaya produk ini bisa didistribusikan keluar daerah pastinya dibawah bimbingan KPHP Limau.
Ia mengimbau dengan adanya program pengelolahan sekitar Hutan Desa ini, tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan agar di lestari.
“saya sampaikan kepada masyarakat sekitar hutan agar tetap selalu menjaga kelestarian hutan, yakinlah jika kita menjaga alam maka alam akan menjaga kita bahkan memberi kita rezeki, begitu pula sebaliknya,” Harapnya.
Penulis : Rayan Arpandi
Editor : Ahmad Pudaili
Komentar