GP Ansor Tebo : Covid-19 Bukan Penyakit Aib, Pemkab Harus Ada Keterbukaan

Titik Tebo276 Dilihat
Share

Muara Tebo – Beredarnya informasi dari Juru Bicara Gugus Tugas Corona Virus Disease (Covid-19) Nasional dan Provinsi Jambi bahwa ada satu orang pasien positif corona laki laki usia 55 tahun di Provinsi Jambi yang dikabarkan satu orang tersebut adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo.

Menuai perhatian dan kekhawatiran penuh masyarakat Tebo, namun dikarenakan simpang siurnya informasi ini yang masih belum diyakini bahwa itu benar Sekda Tebo, Pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda (GP Ansor) Cabang Tebo, beserta Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tebo yang terkesan lamban menyikapi bahayanya Covid-19 tersebut.

Bahkan upaya upaya yang dilakukan Pemkab Tebo saat ini terlambat, apalagi perihal menginformasikan bahwa benar atau tidaknya pasien tersebut adalah Sekda Tebo.

Dianggap informasi ini terasa ditutup tutupi, maka besar kemungkinan sangat membahayakan masyarakat.

Terkait informasi sebenarnya harus ada keterbukaan dikarenakan penyakit ini bukan penyakit HIV/Aids yang harus di tutupi. Karena akan berakibat fatal bagi masyarakat.

Ketua GP Ansor Tebo Fadhlin Hafizi Alias Jawer mengatakan bahwa harus ada keterbukaan dari Pemkab Tebo dan harus memberanikan diri mengakui benar atau tidak yang positif corona tersebut adalah Sekda Tebo.

Baca Juga :  Keberadaan Ponpes Nurul Jalal Sangat Berdampak Positif Bagi Masyarakat

“Untuk Antisipasi kita bersama jika seumpama benar pasien positif corona itu Sekda Tebo nantinya, setidaknya ada upaya dari sekarang yang harus dilakukan Pemkab Tebo dan Dinas Terkait. Seperti upaya pemeriksaan massal terkait orang orang yang pernah berhubungan langsung dengan Sekda, Pejabat dan para Mahasiswa serta tamu yang hadir saat wisuda kemarin, takutnya berisiko. Maka harus diperiksa, ini juga bukan penyakit Aib yang harus ditutupi, saya rasa itu upaya kongkrit yang harus dilakukan Dinkes,” katanya. Selasa (24/3/2020).

Jawer menyebutkan ini bukan untuk memojokkan Sekda tapi adalah bentuk langkah antisipasi kita bersama.

“Mohon maaf harusnya Bupati dan Wabup harus berani mengakui pernah berhubungan dengan Sekda dan memeriksa diri, bukan kami memojokkan Sekda, tapi karena antisipasi dan lagian bukan penyakit Aids yang harus ditutupi. Corona ini penyakit menular, harus ada upaya Inovatif dari Dinkes, dan Kepala Dinkes jangan simulasi terus, seharusnya memikiri bagaimana pemeriksaan massal,” pungkasnya. (Mok Ci)

Komentar