Sarolangun – Terhitung sejak Januari hingga Oktober 2018, jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Sarolangun meningkat drastis.
Kasi P2PM Aryadi mengatakan, bahwa tahun ini Dinkes Sarolangun sudah berhasil mendata 8 pasien yang positif terjangkit HIV/AIDS.
“Tahun ini ada peningkatan, kalau 2016 sebelumnya ada 3 kasus, 2017 hanya ada 2 kasus. Kalau untuk tahun 2018 terhitung Januari sampai oktober ini sebanyak 8 kasus yang berhasil kami data melalui rumah sakit,” katanya belum lama ini
Ia juga mengatakan bahwa, ada beberapa hal yang menjadi sebab penyebaran penyakit yang sangat berbahaya ini. “Prosesnya bisa melalui hubungan sex bebas, penggunaan jarum tato atau suntik yang bergantian, dan bisa juga diturunkan oleh ibu hamil pada anaknya. Penyakit ini juga tak dapat disembuhkan dan obat yang tersedia pun hanya bisa mengurang proses pertumbuhan virus penurun daya tahan tubuh saja,” tambahnya.
Ia menjelaskan, Untuk antisipasi pihak Dinkes sudah melakukan penyuluhan melalui seksi promkes. “Sudah dilakukan sosialisasi pada masyarakat khususnya para remaja, ke SMA atau SMP dan pernah juga sebelumnya kami berkerja sama dengan BP2KB penyuluhan narkoba karena juga berkaitan dengan penyebaran HIV/Aids,” jelasnya.
“Untuk ibu-ibu hamil kami lakukan di puskesmas disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun, kecuali Kecamatan Air Hitam dan Batang Asai yang akan kami laksanakan langsung,” Imbuhnya.
Untuk diketahui, penyakit menular ini ada beberapa jenis, yaitu secara langsung seperti TBC, HIV/Aids, kusta. Selain itu ada juga melalui hewan seperti DBD, malaria, kaki gajah, rabies.
Ia mengimbau kepada masyarakat sarolangun agar menumbuhkan kesadaran tentang berbahayanya penyakit dan jika merasa pernah melakukan perbuatan yang membantu penularan HIV/AIDS ini bisa langsung datang kepuskesmas terdekat untuk melakukan screening test secara gratis.
“Jika ada yang terindikasi positif mengidapnya kita akan langsung obati dengan menyarankan ke rumah sakit, karena ketersediaan dan distribusi obatnya dari dinkes provinsi langsung kerumah sakit. disana juga ada dokter konsul yang khusus menangani penyakit menular seperti HIV/aids ini sekaligus menjaga privasi pasien juga jadi jangan malu,” Imbaunya
Penulis : Rayan Arpandi
Editor : Ahmad Pudaili
Komentar