Jelang Ramadhan, Harga Elpiji 3 Kg Tembus Rp 38.000

Share

Sarolangun – Menjelang memasuki bulan puasa ramadhan, harga gas LPG untuk ukuran 3 kilogram di sebagian besar wilayah Kabupaten Sarolangun merangkak naik. Saat ini harga gas LPG ukuran 3 kilogram di Kabupaten Sarolangun meningkat, antara Rp 30.000 di perkotaan, hingga Rp 50.000 di pedalaman.

Seperti yang diungkapkan oleh Siti Khodijah, seorang ibu rumah tangga di Pulau Buayo kepada Media online Titikjambi.com, Rabu (01/05/2019). Ia mengatakan dalam empat hari terakhir ia membeli gas LPG ukuran 3 kilogram di tingkat pengecer yang tidak jauh dari tempat tinggalnya seharga Rp.38.000 pertabung. Padahal, lanjutnya, sekitar satu bulan lalu ia masih membeli gas LPG seharga Rp.28.000 pertabung.

“Kalau kita beli ditoko Rp. 38.000 pertabung, beli di agen dapatlah Rp 35.000, seharga itu kalau didesa kami. Apalagi nanti sewaktu masuk bulan puasa, kacau kami, dak sanggup kami masak pake kayu api,” katanya

“Dengan naiknya harga gas saat ini sulit untuk mengatur keuangan dapur rumah tangga, apalagi sekarang harga beberapa kebutuhan pokok pun juga turut naik. Kita ibu rumah tanggalah yang dibuat pusing,” tambahnya

Baca Juga :  Siap - siap, Hari Minggu Ada Pemadaman Listrik Selama 8 Jam

Sementara itu, Dewi Yulianti selaku Kabag Ekonomi saat melakukan sidak ke gudang agen resmi LPG di Pulau Pinang Kecamatan Sarolangun mengatakan bahwa harga resmi yang ditetapkan oleh pemerintah masih standar yakni Rp. 15.200.

“Benar, dari keterangan pihak gudang resmi disini masih standar harganya 15.200 rupiah, cuma memang setiba dipangkalan dijual oleh pedagang dengan harga tinggi,” katanya

Ia dan pihak kopperindag akan turun melakukan pengecekkan dan mendata kembali keberadaan pangkalan yang terindikasi nakal. “Kami akan tindak tegas terkait hal ini, dan kami akan cek lansung di semua pangkalan, jika terbukti kita akan ambil sikap tegas. Sebab kalau dilihat dari jumlah yang ada stok di gudang resmi itu banyak dan cukup untuk kebutuhan masyarakat,” tegasnya

Reporter : Rayan Arpandi
Editor : Ahmad Pudaili

Komentar